BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah satu variabel makro ekonomi
yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di
Indonesiakan dalam bahasa inggris “Consumption”, merupakan pembelajaan yang
dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak
dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata
saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara
dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang
bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena
peranan sektor investasi dan ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
itu konsumsi dan fungsi konsumsi?
2.
Apa
yang menjadi variabel lain yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi?
3.
Apa
yang menjadi prinsip konsumsi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui
apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.
2.
Mengetahui
fungsi dari konsumsi.
3.
Mengetahui
apa saja yang mempengaruhi konsumsi.
4.
Mengetahui
apa saja prinsip dari konsumsi.
5.
Mengetahui
bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konsumsi dan Fungsi Konsumsi
Dilihat dari segi ekonomi, konsumsi merupakan tindakan
untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan
menurut Dharam Bannoch dalam bukunya ieconomicsi memberikan pengertian tentang
konsumsi yaitu merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu (dalam
satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan
jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan
masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain
digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan
dalam persamaan :
C = a + bY
Dimana
a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional
adalah 0.
b
adalah kecondongan konsumsi marginal.
C
adalah tingkat konsumsi.
Y
adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara
pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan disposebel dengan tabungan
yaitu konsep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan
mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi
marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata.
Kecondongan mengkonsumsi marginal dapat didefinisikan
sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi (C) yang dilakukan dengan pertambahan
pendapatan disposebel (Yd) yang diperoleh. Nilai
kecondongan mengkonsumsi marginal dapat dihitung dengan menggunakan formula:
MPC
= Yd . C
Kecondongan
mengkonsumsi marginal dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat
pengeluaran konsumsi (c) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika
konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai kecondongan konsumsi rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan formula APC = Yd . C
Kecondongan menabung dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
Kecondongan menabung
marginal dapat didefinisikan perbandingan di antara pertambahan tabungan ( dengan
pertambahan pendapatan disposebel (.
Nilai kecondongan menabung marginal dapat dihitung dengan menggunakan formula
MPS = Yd . S
Kecondongan menabung
rata-rata menunjukkan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan
disposebel (Yd). Nilai kecondongan menabung rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan formula APS = Yd . S
B. Macam-macam Teori
Konsumsi
1. Teori Konsumsi John
Maynard Keynes
Dalam
teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan
tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan
terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal
propensity of consume) jumlah yang di konsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
adalah antara nol dan satu. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi
terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
(avarange prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya
bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam
proporsi yang lebih tinggi dapat pendapatan mereka ketimbang yang miskin.
Ketiga,
Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh
tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Berdasrkan tiga dugaan
ini, fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai : C = C0 + cY, C
> 0, 0 < c < 1.
Keterangan:
c = konsumsi
Y = pendapatan disposibel
C0 =
konsumsi otonom (besarnya konsumsi dimana Y nya samadengan nol (0)
c = kecenderungan mengkonsumsi
marginal
Beberapa
catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes:
Variabel
nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara
pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa
pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah
pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.
Bentuk
fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis lurus. Keynes
berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung.
1.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis
Pendapatan Permanen (Milton Friedman)
Menurut
teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan
permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).
Pengertian dari pendapatan permanen adalah pendapatan yang selalu diterima pada
setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan
dari gaji, upah. Pengertian pendapatan sementara adalah pendapat yang tidak
bisa diperkirakan sebelumnya.
Friedman
menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan
pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen,
maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari
pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima
pendapatan sementara positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi dan
sebaliknya bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak
akan mengurangi konsumsi.
2.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus
Hidup
Teori
dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco
Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan
kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang
pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.
Karena
orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah pada usia muda,
tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan
berfluktasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan
mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan
membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan
mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya
Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah
laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan
seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena
adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam
jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan
sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila
terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat
dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti
menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian
dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam
investasi, ekspor maupun pengeluaran-pengeluaran lain.
3.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis
Pendapatan Relatif.
James
Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan
terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.Pendapatan
berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi.
Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya
saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah,
tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar
dengan pesatnya.
Dalam teorinya,
Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu :
1.
Selera rumah tangga atas barang konsumsi
adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi
oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
2.
Pengeluaran konsumsi adalah irrevesibel.
Artinya pola pengeluaran seorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola
pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.
C. Beberapa
Variabel Lain yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi
Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan
bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah
sebagai berikut :
1.
Pendapatan nasional
2.
Inflasi
3.
Suku bunga
4.
Jumlah yang beredar
5.
Selera
6.
Faktor sosial ekonomi
7.
Kekayaan
8.
Keuntungan/kerugian capital
9.
Tingkat harga
10.
Barang tahan lama
11.
Kredit
D. `Prinsip Teori
Ekonomi
1.
Barang (goods) yang dikonsumsi mempunyai
sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya.
2.
Utilitas (utility) adalah manfaat yang
diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, dengan demikian ukuran
manfaat (kepuasan) bagi seseorang karena mengkonsumsi barang.
3.
Pada teori utilitas berlaku Hukum Manfaat
yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) yaitu bahwa
awalnya seorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh
tambahan utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi
barang tersebut akan memberikan tambahan utilitas (manfaat) yang semakin menurun,
dan bahkan memberikan manfaat negatif.
4.
Pada teori utilitas berlaku konsistensi
preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas menentukan rangking dan
ordering pilihan di antara berbagai paket barang yang tersedia.
5.
Dalam teori utilitas dikatakan bahwa
konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsumsi adalah pembelanjaan atas
barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.Fungsi
konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan
disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam
persamaan :
C = a + bY
Macam-macam
Teori Konsumsi:
1.
Teori Konsumsi John Maynard Keynes.
2.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis
Pendapatan Permanen (Milton Friedman).
3.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus
Hidup.
4.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis
Pendapatan Relatif.
Beberapa
Variabel Lain yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi.
Perkembangan
ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat
mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah sebagai berikut :
1.
Pendapatan nasional
2.
Inflasi
3.
Suku bunga
4.
Jumlah yang beredar
5.
Selera
6.
Faktor sosial ekonomi
7.
Kekayaan
8.
Keuntungan/kerugian capital
9.
Tingkat harga
10.
Barang tahan lama
11.
Kredit
Prinsip
Teori Konsumsi
1.
Barang (goods) yang dikonsumsi mempunyai
sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya.
2.
Utilitas (utility) adalah manfaat yang
diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, dengan demikian ukuran
manfaat (kepuasan) bagi seseorang karena mengkonsumsi barang.
3.
Pada teori utilitas berlaku Hukum Manfaat
yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) yaitu bahwa
awalnya seorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh
tambahan utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi
barang tersebut akan memberikan tambahan utilitas (manfaat) yang semakin
menurun, dan bahkan memberikan manfaat negatif.
4.
Pada teori utilitas berlaku konsistensi
preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas menentukan rangking dan
ordering pilihan di antara berbagai paket barang yang tersedia.
5.
Dalam teori utilitas dikatakan bahwa
konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini saya buat, hanya sampai disini isi pembahasan teori konsumsi,
apabila ada kekurangan dalam menyusun makalah ini, saya mohon maaf. Maka dari
itu saya membutuhkan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar