Secara
umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai
kebijaksanaan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan
ekonomi tertentu. Ekonomi makro, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi,
berkaitan dengan permasalahan kebijaksanaan tertentu, yaitu permasalahan
kebijaksanaan makro.
Tugas
pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan
tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu
keseimbangan umum tadi. Pengelolaan yang lebih khusus atas masing-masing sektor
perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga
keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam tugas tersebut.
Permasalahan
Ekonomi Makro
Secara
garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau
masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir”
perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan
tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
1) Inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak
dialami oleh hampir semua negara. Yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu
keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Oleh
sebab itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan
kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan
standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan
redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat, dapat menyebabkan
penurunan efisiensi ekonomi, dan dapat menyebabkan perubahan output dan
kesempatan kerja dalam masyarakat.
Tingkat Keparahan
Inflasi Ringan berada dibawah 10%
per tahun
Inflasi Sedang berada 10% - 30%
per tahun
Inflasi Berat berada 30% - 100%
per tahun
Penyebab Inflasi
1.
Demand Pull Inflation. Inflasi ini
disebabkan kelebihan permintaan atas barang / jasa dan sering disebut sebagai
inflasi sisi permintaan.
2.
Cost-Push Inflation. Kenaikan
biaya produksi
Penyebab Inflasi
1.
Jumlah Uang Yang Beredar
Dimasyarakat
2.
Administered Prices adalah harga
barang dan jasa tertentu yang tingkat harganya ditentukan secara sepihak
oleh pemerintah atau BUMN
3.
Supply shock misalnya kekeringan,
wabah ternak, gagal panen, harga minyak dunia dll
Cara Mengendalikan Inflasi
1.
Kebijakan moneter adalah kebijakan
yang berasal dari bang sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui
instrumen –instrumen yang dimiliki bank sentral.
2.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan
yang berasal dari pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui perubahan
pengeluaran dan penerimaan pemerintah.
3.
Kebijakan lainya diantaranya :
peningkatan Produksi, kebijakan upah, pengawasan harga.
2) Pengangguran
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau
angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Berdasarkan
tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoretis
perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga
kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di negara kita upaya untuk menekan
tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan
penduduk. Program keluarga berencana merupakan salah satu alternatif untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak
mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu
tinggi.
3) Ketimpangan dalam neraca
pembayaran.
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari
segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara
lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi
yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dalam
bentuk ekspor atau impor, transaksi finansial, seperti pemberian atau
penerimaan kredit kepada atau dari negara lain, penanaman modal di luar negeri
dan transaksi-transaksi yang bersifat unilateral, seperti pembayaran transfer
dari orang-orang yang tinggal di luar negeri. Ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran suatu negara dapat dikatakan merupakan masalah apabila
ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan
kebijakan pemerintah untuk mengatasinya. Dalam jangka panjang permasalahan
ekonomi makro menyangkut persoalan pertumbuhan di bidang ekonomi. Masalah ini
pada dasarnya menyangkut bagaimana mengatur perekonomian agar terdapat
keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan
tersedianya dana untuk investasi.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai
bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana
untuk investasi. Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa
yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya
didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross
Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang
merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama
periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam
sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1.
Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang
meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap
sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif
dibandingkan tenaga kerja lama.
2.
Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga
menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja.
Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara
langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia
merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3.
Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Pada asasnya masalahnya juga
berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya
perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan
dua puluh lima tahun).
Dalam
analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau
tidak bisa kita ubah:
(a) Kapasitas total dan perekonomian
kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi
ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan
stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para
pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian
barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya).
Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah
begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut
beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu
mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
(b) Jumlah penduduk dan jurnlah
angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa
dianggap tidak berubah.
(c)
Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya
dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomian kita dalam jangka
pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka
pendek pula, misalnya dengan jalan :
- Menambah jumlah uang yang beredar,
- Menurunkan bunga kredit bank,
- Mengenakan pajak import,
- Menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
- Menambah pengeluaran pemerintah,
- Mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebinksanaan
semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus
mengubah ketiga factor tersebut di atas.
Jadi
seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa
melakukannya dengan, misalnya:
- Memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
- Mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
- Memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
semacam ini bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga
faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka
pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan
untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun
demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara
masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama
bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak
bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka
panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita
tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan
pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaan-kebijaksanaan
jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara
setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro,
seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka
pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit
iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,”
yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka
panjang dan biasan
Sumber disini
0 komentar:
Posting Komentar