MEMAHAMI TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
1.
Pengantar
Tujuan pada kegiatan apapun mesti
ada. Tanpa tujuan, sasaran dan arah sesuatu itu menjadi tidak jelas. Bila
demikian, proses dan kinerjanya pun menjadi tidak terukur. Inilah prinsip dasar
kehidupan yang mesti dipahami setiap orang. Agama kita mengajarkan agar kita
senantiasa tidak lupa terhadap tujuan hidup yang sesungguhnya, yaitu mencari
ridha Allah SWT (Tuhan Semesta Alam). Hal ini penting dan sangat
fundamental, bahkan semua kegiatan yang dilakukan manusia di muka bumi ini
semuanya harus diwarnai dengan nilai fundamental ini. Tanpa mengarah kepada
tujuan ini, nilai kegiatan kita menjadi tak bermakna dan kita akan menjadi
manusia yang merugi.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
bidang ekonomi adalah mencapai tingkat kesejahteraan yang sebesar-besarnya
dalam segala aspek kehidupan dengan mendapat ridha Allah SWT. Bagaimana caranya
kita mencapai tujuan ini. Siapakah yang paling bertanggung jawab memberikan
kesejahteraan bagi rakyat. Bisakah kesejahteraan itu dinikmati setiap orang. Di
sinilah peran pemerintah sangat dominan dan paling bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya. Bahkan kinerja (sebut: amal shaleh) pemerintah akan
sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mensejahterakan rakyatnya. Ketika
pemerintah tidak bisa memberikan kesejahteraan pada rakyatnya, tapi sebaliknya
yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi yang semakin terbuka lebar, maka dapat
diduga dalam sistem pemerintahan terdapat sesuatu yang tidak beres, atau
terjadi penyimpangan yang tidak semestinya terjadi. Di sinilah tugas manusia
sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi untuk melakukan berbagai
perbaikan dan menciptakan keadilan bagi siapapun.
Tulisan ini ingin menjelaskan
beberapa hal terkait dengan tujuan kebijakan ekonomi makro, terutama hal-hal
sebagai berikut: (1) Tujuan akhir dari kebijakan ekonomi makro, (2) Target
variables dan mekanisme transmisi kebijakan moneter, (3) Target
variables dan kinerja ekonomi, (4) Central macreconomic questions
dan instrumen kebijakan ekonomi makro, (5) Kelemahan PDB sebagai ukuran
aktifitas ekonomi, dan (6) Kegagalan dalam mencapai target variables.
2.
Tujuan Akhir
Kebijakan Ekonomi Makro
Tujuan akhir kebijakan ekonomi makro
adalah : (1) price level stability, (2) high employment level,
(3) long-term economic growth, dan (4) exchange rate stability
(Thomas, 1997:448). Empat variabel ekonomi makro inilah yang paling berpengaruh
terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan, sehingga prilakunya perlu
diamati dan dikendalikan. Di bawah ini diuraikan lebih rinci tentang
variabel-variabel tersebut.
2.1.
Price
Level Stability
(Stabilitas Tingkat Harga Umum)
Hal-hal yang perlu dijelaskan
berkaitan dengan inflasi:
- Kenapa inflasi perlu dikendalikan
- Apa penyebab inflasi
- Bagaimana menghitung inflasi
- Macam-macam inflasi
- Dampak inflasi
- Otoritas moneter dan inflasi
- Inflation targeting
- Mekanisme transmisi kebijakan moneter dan inflasi
- Kurva Phillips dan inflasi
- Inflasi dan Fisher Equation
- The cost of inflation
- Inflasi dan IPM
- Inflasi dan defisit APBN
- Pertumbuhan uang beredar, suku bunga dan inflasi
2.2.
High
Employment Level (Tingginya
Tingkat Kesempatan Kerja)
Beberap hal yang perlu dijelaskan berkaitan
dengan kesempatan kerja:
- Peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja
- Pendekatan demand dan supply of labor dalam perluasan kesempatan kerja
- Pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya perluasan kesempatan kerja
- Human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja
- Keuangan negara dan kesempatan kerja
- Kebijakan ketenagakerjaan
- Serikat kerja
- Hubungan industrial
- Sistem ekonomi dan kesempatan kerja
- Distribusi pendapatan fungsional dan kesempatan kerja
- Laju pertumbuhan penduduk dan kesempatan kerja
- Pandangan terhadap penduduk
- Elastisitas kesempatan kerja
2.3.
Long-Term
Economic Growth
Pertumbuhan ekonomi yang ideal
adalah: (1) berlangsung terus menerus, (2) disertai dengan terciptanya lapangan
kerja, (3) tidak merusak lingkungan, (4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan
penduduk, (5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil, (6) kontribusi
sektoral yang merata, (7) tidak meninggalkan sektor pertanian, (8) kenaikannya
riil, (9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing, dan
lainnya.
Perlu juga dijelaskan hal-hal
sebagai berikut:
- Kenapa laju pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan kebijakan ekonomi ?
- Apa manfaat dihitungnya pendapatan nasional
- Makna politis dari pendapatan nasional
- Kinerja ekonomi dan PDB
- Income percapita
- Struktur ekonomi
- Inflasi dan PDB
- Aggregate supply dan demand
2.4.
Exchange
Rate Stability
Nilai tukar merupakan nilai uang
secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi
dan sosial lainnya, misalnya: (1) impor dan ekspor, (2) APBN dan APBD, (3)
kesehatan dan pendidikan, (4) transportasi, (5) industri dalam negeri, (6)
politik, (7) daya beli masyarakat, (8) dunia perbankan, (9) sektor pertanian,
kelautan, peternakan dst, (10) sektor properti , dan sebagainya.
Perlu dijelaskan pula hal-hal
sebagai berikut:
- Nilai tukar nominal dan riil
- Devaluasi, apresiasi dan depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing
- Determinan nilai tukar
- Cadangan devisa dan nilai tukar
- Kebijakan nilai tukar
- Sistem nilai tukar
- Faktor politik, keamanan dan nilai tukar
- Mekanisme transmisi kebijakan moneter dan nilai tukar (pass through effect)
- Dll
3.
Target
Variables dan Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter
Mekanisme transmisi kebijakan
moneter merupakan kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter dalam upaya
mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui beberapa saluran (channels)
(Thomas, 1997:602). Saluran-saluran tersebut yaitu: (1) saluran uang beredar (money
channel), (2) saluran kredit, (3) saluran suku bunga, (4) saluran nilai
tukar, (5) saluran harga asset, dan (6) saluran ekspektasi inflasi.
LONG-TERM
GROWTH
PRICE
EMPLOYMENT
TargetVariables
BLACKBOX
Secara garis besar mekanisme
transmisi kebijakan moneter dapat digambarkan seperti diagram arus sebagai
berikut:
MonetaryPolicy
Keterangan: Di dalam Black Box proses mekanisme transmisi
kebijakan moneter berlangsung (yakni berjalannya berbagai channels) yang
semuanya menuju ke target variables (the goal of macroeconomic policy).
4.
Target Variables sebagai Ukuran Kinerja Ekonomi
Kinerja ekonomi dapat diukur dengan
nilai capaian pemerintah terhadap target variables itu sendiri. Bila
target variables membaik, berarti kinerja pemerintah mengalami kenaikan dan
sebaliknya.
Hal-hal lain perlu dijelaskan :
- Variabel lain yang dapat dijadikan ukuruan kinerja ekonomi
- Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja ekonomi
- Politik ekonomi dan kinerja ekonomi
- Peran barang publik dalam memperbaiki kinerja ekonomi
- Blok ekonomi dan kinerja ekonomi
- dst
5.
Masalah Utama Ekonomi Makro dan Instrumen Kebijakan
Untuk mengamati lebih jelas perhatikan
tabel sebagai berikut:
Masalah Utama (Goal of ME)
|
Policy Instruments
|
1. Output (GDP)
|
Kebijakan moneter
|
2. Employment
|
Kebijakan fiskal
|
3. Price level stability
|
Kebijakan moneter
|
Source : Samuelson, 2002:416
6.
Beberapa Kelemahan PDB sebagai Ukuran Aktifitas Ekonomi
Terdapat beberapa faktor yang belum
diperhitungkan dalam PDB, di antaranya sebagai berikut :
- Nonmarket production : Belum diperhitungkannya nilai produksi yang disediakan oleh para pembantu, ibu rumah tangga dsb;
- PDB belum memperhitungkan besarnya leisure time yang dinikmati oleh warga masyarakat;
- PDB juga belum memperhitungkan dampak negatif dari produksi yang dilakukan (eksternalitas/production bads);
- Kenaikan PDB belum tentu mencerminkan kesejahteraan, bila kenaikan tersebut hanya bersifat nominal;
- Kualitas barang dan jasa yang diproduksi belum secara optimal diperhitungkan dalam PDB.
7.
Kegagalan dalam Mencapai Target Variables
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
harus dibarengi dengan perbaikan dalam beberapa variabel lainnya :
- Employment
- Lingkungan
- Distribusi pendapatan
- Transparansi
- Economic cost (inflasi)
- Social damages
- Dst
Bila tidak, maka pertumbuhan yang
tinggi tidak bermakna dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, (2002). Instrumen-Instrumen
Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
(PPSK) Bank Indonesia.
Dernburg, T.F., and McDougall, D.M.,
(1983). Macroeconomics : The Measurement, Analysis, and Control of Aggregate
Economic Activity. Sixth Edition, Asian Student Edition, McGraw-Hill
International Book Company, London,
Ferry Warjiyo, (2004). Mekanisme
Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Froyen, R.T., (1993). Macroeconomics
: Theories and Policies. Fourth Edition, University of North Carolina at
Chapel Hill, Macmillan Publishing Company, New York, USA.
F.X. Sugiyono, (2004). Instrumen
Pengendalian Moneter : Operasi Pasar Terbuka. Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Gordon, R.J., (1993). Macroeconomics.
Sixth Edition, Harper-Collins Publishers, New York, USA.
McKenzie, R.B., and Tullock G.,
(1985). Modern Political Economy : An Introduction to Economics.
International Student Edition, McGraw-Hill International Book Company,
London, UK.
Samuelson, P.A. and Nordhaus, W. D.
(2002). Economics. 17th Edition, McGraw-Hill
Irwin, International Edition, USA.
Sutyastie soemitro, dkk. (2007). Kinerja
dan Prospek Ekonomi Indonesia. Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung.
Thomas, Lloyd B., (1997). Money,
Banking and Financial Markets. McGraw-Hill Irwin, International Edition,
Kansas University, USA.
0 komentar:
Posting Komentar